Rabu, 09 Januari 2013

Pulau Untung Jawa


Libur telah usai, libur telah usai, hore… hore… hore… *lagu Tasya



Libur telah usai kok malah bersorak-sorai. Gimana enggak, libur panjang akhir Desember kemarin sudah diisi dengan berbagai kegiatan bagi sebagian orang untuk me-refresh jiwa dan raganya. Untuk ajang liburan, nggak hakiki hanya untuk mereka yang punya uang banyak lho. Liburan murah meriah juga bisa dilakukan sebagai alternatif refreshing, misalnya adalah dengan berwisata ke Kepulauan Seribu, dimana pulau yang termasuk dalam wilayah DKI Jakarta.

Nah, liburan tahun baru kemarin nih, saya tiba-tiba diculik dari rumah dan diajak oleh teman dekat saya untuk pergi liburan. Awalnya sepeda motor melaju ke arah utara lewat jalan Rawa Bokor, kemudian saya diajak melintasi Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Perjalanan tidak terhenti sampai di situ, ternyata kami masih harus melewati jalan raya di Kabupaten Tangerang, tepatnya Teluk Naga. Jeng jreeeeng, tujuannya kami ternyata adalah Dermaga Tanjung Pasir.  

Dermaga Tanjung Pasir ini berada di utara Kabupaten Tangerang, sepanjang jalan menuju pesisir Pantai Tanjung Pasir, mulai bertebaranlah penduduk setempat yang berjualan ikan-ikan hasil melaut, bahkan restoran-restoran yang menyajikan hidangan khas laut, juga warung-warung kecil yang menyajikan minuman segar seperti es kelapa muda, softdrink, dll.

Setiba di pesisir pantai, kami masuk ke pintu gerbang dan memarkirkan sepeda motor. Untuk pintu masuk sekaligus parkir motor, kami langsung diminta juru parkir senilai Rp15.000,00. Sampai di Dermaga Tanjung Pasir itu  sekitar pukul 11 siang dan mulai ramai dikunjungi banyak muda-mudi atau keluarga yang ingin liburan. Maklum hari itu adalah hari Minggu, 30 Desember 2012, musimnya liburan anak sekolah, sekaligus menjelang tahun baru. Bapak-bapak (nelayan) pun kebanjiran penumpang, mereka menawarkan kapal kayu mereka untuk menyeberang ke Pulau Untung Jawa.

Yup, di pesisir Pantai Tanjung Pasir, kata si bapak nelayan, tidaklah seindah di Pulau Untung Jawa. Maka berhasillah si bapak nelayan tadi memengaruhi teman saya dan mengajak saya untuk menyeberang ke Pulau Untung Jawa.



Menyeberang ke Pulau Untung Jawa dari Dermaga Tanjung Pasir, per orang dikenakan biaya Rp15.000,00 untuk satu kali jalan. Kalau PP bisa kena Rp30.000,00 per orang. Nah, ini adalah harga mahalnya versi liburan panjang. Kalau libur hari biasa, katanya teman saya itu, hanya Rp15.000,00 untuk PP. Hmmmm … lumayan juga ya naik 2x lipat. Untuk kapal kayunya sendiri, jangan dibayangkan seperti kapal pesiar yang terparkir manis di Pantai Marina Ancol ya, kapalnya sederhana sih, tapi masih kategori aman kok, meskipun agak bikin deg-degan sedikit bagi yang belum pernah mencoba menaiki kapal ini.
Ini dia nih kapalnya, traraaaaa….




For the first time untuk saya dan teman saya itu nekat naik kapal kayu berstandar aman lillahi ta’ala untuk menyeberang ke Kepulauan Seribu, plus orang rumah nggak ada yang tahu satu pun kami di mana. Nah, kalau nggak izin kayak gini, jangan diikutin yah :p

Kapal tersebut sudah seperti angkot. Kapal akan berangkat kalau sudah agak penuh. Katanya sih, biar kapal nggak miring dan nggak enteng. Hm…





Nah, berhubung Pulau Untung Jawa ini jaraknya tidak terlalu jauh dari Dermaga Tanjung Pasir, perjalanan yang harus ditempuh pun hanya sekitar 15-20 menit saja. Pas azan solat Zuhur, kami tiba di Dermaga Pulau Untung Jawa, maka langsung saja kami solat supaya waktu lebih efektif untuk jalan-jalan di pulau tersebut dan makan siang.

Pemandangannya lumayan bagus lah, air lautnya juga sudah mulai berbeda warna, dari yang tadinya di Pesisir Tanjung Pasir berwarna cokelat, di sekitar Pulau Untung Jawa airnya mulai berwarna biru kehijauan.





Siang hari itu untungnya (pengaruh nama UNTUNG kali ya) cuaca agak mendung, tapi tidak hujan. Langsung saja saya mengambil beberapa foto di pulau tersebut sambil mencari tempat makan di pinggir pantai.







Dapatlah kami tempat makan yang dimanjakan dengan pemandangan laut. Kami memesan paket makan untuk 2 orang, yaitu 1 bakul kecil nasi putih, ikan kue bakar 1 kg, semangkok cumi asam manis dan 4 gelas air mineral. Semuanya dikenakan biaya Rp90.000,00 + tikar Rp10.000,00. Kayaknya sih, menu yang dikeluarkan juga menu harga versi liburan nih *su’uzon :p




Kenyang dengan makanan khas laut, lalu kami melanjutkan perjalanan menelusuri bibir pantai di pulau tersebut. Di tempat wisata ini juga ada homestay bagi yang ingin menginap, arena bermain anak untuk berenang, snorkeling, banana boat, dan tempat-tempat untuk memancing ikan bagi mereka yang hobi memancing.













Jam 3 sore, pemandangan yang indah itu harus segera kami tinggalkan karena ombak mulai tinggi dan kami memutuskan untuk kembali ke Tanjung Pasir. Di dermaga kami memilih kapal kayu yang langsung berangkat supaya tidak kesorean, tapi kayaknya kapal yang ini lebih rendah, dan penumpang sudah sangat padat. Kami nekatlah untuk tetap menumpang karena memang masih tersisa 2 bangku. Ombak memang tidak setenang waktu berangkat tadi, kapal yang penuh orang-orang itu mulai teriak-teriak histeris sendiri, antara takut, tapi juga lucu tertawa. Lucu karena mungkin bagi sebagian orang, ini sudah biasa begini memang kapalnya, cuma karena penumpangnya tidak terbiasa, ya jadi teriak-teriak panik gitu saat kecipratan ombak air laut yang masuk ke kapal. Agak beda memang dengan saat berangkat, waktu sampai di Dermaga Tanjung Pasir, kami beramai-ramai mengucapkan hamdalah. Saya abadikanlah kapal tersebut yang bikin saya dan teman saya jantungan di tengah laut tadi. O-ooowww, ini sih bukan 50 orang lagi ya penumpangnya. Hehehee namanya juga kapal berstandar aman lillahi ta’ala.




Selesai menyeberang, kami masih ingin menikmati indahnya pantai di sore hari. Jadilah kami menikmati es kelapa muda di pesisir Pantai Tanjung Pasir dengan harga Rp4.000 per buah kelapa. Sluuurrrrppp…



Catatan nih buat yang mau liburan ke Pulau Untung Jawa.


  • -      Lebih dekat ke Pulau Untung Jawa memang berangkat dari Dermaga Tanjung Pasir.
  • -      Barangkat ke Tanjung Pasir lebih baik pagi sebelum jam 8, katanya tidak kena ongkos parkir.
  • -      Bawa bekal makanan dari rumah atau minuman ringan karena tempat wisata biasanya harganya lebih mahal daripada beli di Indomart  atau Alfamart.
  • -      Kalau ingin berenang, jangan lupa bawa baju renang dan pakaian ganti sekaligus alat mandinya.
  • -      Bawa kantong kresek, minyak angin/kayu putih, atau antimo bagi yang mabuk laut.
  • -      Pulangnya sekitar jam 3 sore karena ombak belum terlalu tinggi.
Nah, itu dia pengalaman pertama saya naik kapal kayu ke Kepulauan Seribu di akhir tahun 2012. Bagaimana dengan liburan akhir tahunmu?

11 komentar:

  1. Ngliat perahunya.. nggg nggg.. pantesan suami gue kapok ke pulau-pulau itu, wkwkwkwkwk..
    Etapi makan ikan bakar di pinggir pantai emang maknyuuussss.. ^O^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahaa perahunya memang begitu adanya, namanya juga murah meriah.
      Mau yg kyk di Ancol dell? Ada, tp ga tau harganya... :p

      Makan ikan bakar di pinggir laut emang romantis bangeeetttt, sumpaaaahhh ^^

      Hapus
  2. asalamulaikum mbak,,
    salam Kenal,, Bayu Si angin,,,!

    folow bloger saya yah Forza Skk
    bloger mbak ahayurumi sudah saya folow ( join the site )

    http://anginskk.blogspot.com/

    di tunggu kunjunganya !!!

    BalasHapus
  3. mbak, ke pantai selatan jogja aja yuuuukkkk...buagguuuussseee subhanallah... liat postingan ini jadi pengen posting waktu liburan ke jogja hehehehe.....^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, kalo pantai selatan jogja mah tiada duanya, Mbak, Subhanallah, bikin pengin balik terus..
      Ayo, Mbak, visit to Jogja.. Saya blm pernah ke Pantai Indrayanti, Baron, Samas, Kukup, Krakal, Ngobaran, Sundak, etc, etc, Mantaaaap kali ya Mbak... hehehehehehe

      Hapus
  4. Jadi mau ke pulau untung, seru banget. Dan murah meriah. x))

    BalasHapus