Jadi, jadi, jadi
liburan panjang Natal kemarin tanggal 22-25 Desember, kami sekeluarga sudah
memesan tiket Kereta Api jurusan Stasiun
Tugu Yogyakarta sejak H-90, tiket sudah termasuk pulang-pergi Jakarta-Jogja.
Keluarga besar di
Yogyakarta dari jauh hari sudah sangat mengharapkan kami sekeluarga datang di
hari pernikahan sepupu saya yang hanya anak semata wayang dari Pakde. Akan
tetapi, pada hari H keberangkatan, Jakarta seharian sudah diguyur hujan deras.
Tahu sendiri kan masalah Jakarta dari tahun ke tahun, yaitu banjir meski hujan
hanya seharian, yang buntutnya pasti akan muncul masalah macet.
Jarak dari rumah
(Kalideres) ke Stasiun Senen harusnya hanya ditempuh dengan waktu paling lama 2
jam, sudah plus lampu merah. Perkiraan kami berangkat jam 3 sore dari rumah itu
pasti sampai di sana ya paling tidak jam 5-an atau menjelang Magrib. Kereta
Senja Utama Yogja jurusan Stasiun tugu itu berangkat pukul 19.35 WIB.
Setidaknya kami masih punya waktu aman sekitar satu setengah jam sambil
menunggu kereta tiba.
Oo-oooowww, ternyata
jam 3 sore saat keluar dari gang rumah sudah macet ndedet dan bergerak hanya maju 2 sampai 5 meter per menitnya.
Alhasil kami cari jalan lain dan mencari jalan tol menuju Ancol. Set … set …
set … set … tiba di Perumahan Taman Palem (sebelum tol JORR-W1), ternyata
banjiirrrrr, Saudara-Saudara o.O
Setelah keluar
Perumahan Taman Palem, tsaaahhhhh … maceeeetttttt banget banget banget..
Perasaan ya, yang namanya pintu masuk tol itu serasa jauuuuuh banget, enggak
sampe-sampe. Jam tangan sudah menunjukkan pukul 6 Magrib. Dan muka kami
sekeluarga sudah pucat pasi. Saling diam dan hanya bilang: ayo, maju, maju,
ambil kanan, ambil kiri, aduh itu motor, yak keluarin tangan (kalau kendaraan
lain pada nggak mau kalah). Fiuhhhh….
Yang ada dipikiran
kami saat itu mungkin adalah siapa yang mau disalahkan? Hujankah, telat
berangkatkah dari rumah, atau macetkah? Hash,
bukan waktunya untuk saling menyalahkan. Yang pasti saya waktu itu hanya bisa
berdoa dan baca Surat Al-Fatihah sepanjang jalan atau Ayat Kursi, atau hanya
beristighfar agar jangan sampai telat sampai ke stasiun. Ajaibnya, setiap saya
membaca Ayat Kursi, ada saja jalan untuk bergerak dan ngebut saat sudah masuk
ke dalam tol meski malam itu (sudah gelap) jalan Tol Sedyatmo agak padat. Si sopir pun mungkin
sudah stres kali ya karena mau-nggak mau mengantarkan kami dan jangan sampai
ketinggalan kereta.
Singkat cerita, kami
tiba di Stasiun Senen pukul 19.25. Mobil tidak bisa parkir ke dalam Stasiun
Senen, lalu secara refleks kami lari-larian dari luar stasiun ke peron dengan
membawa koper, kardus, tas jinjing, dll., (ala mudik banget). Untungnya yaaa,
untungnya si kereta ternyata telat sekitar 15 menit. Alhamdulillah nyaris
banget ketinggalan kereta dan alhamdulillah masih bisa solat (dirapel).
Bayangkan kalau kami sekeluarga (4 orang) ketinggalan kereta dan tiket hangus
begitu saja dan tiket balik ke Jakarta harus dibatalkan, sedangkan kami sudah
memesan tiket dari H-90. Jlebbb…
Untungnya itu tidak
terjadi. Kami sekeluarga, penumpang bangku depan atau belakang mungkin adalah
penumpang yang beruntung tidak tertinggal kereta di saat Jakarta lumpuh karena
macet dan banjir. Karena si kereta ini terlihat sepi sekali, padahal tiket ini
sudah habis terjual sejak kami mau memesan lagi untuk keberangkatan saudara
dengan tanggal dan kereta yang sama. Ya, maklumlah, ini adalah libur panjangnya
anak sekolah dan Natalan. Nah, kalau bangku banyak yang kosong, kemungkinan
banyak yang tertinggal kereta dong ya? :(
Anyway, soal kereta,
sebenarnya saya adalah manusia yang norak soal kereta alias pengguna baru jasa
perkeretaapian. Maklum saja, lahir dan besar di Jakarta belum pernah sama
sekali naik kereta untuk mudik ke Yogyakarta. Keluarga saya termasuk keluarga
yang rutin untuk kegiatan mudik tersebut. Akan tetapi, baru pada 2012 inilah
saya mencoba naik kereta. Ini adalah kali ketiga saya naik kereta dan saya
memilih kelas bisnis malam, yaitu Kereta Senja Utama Yogya. Pernah mencoba naik
eksekutif untuk Taksaka malam, tapi yang ada malah kedinginan sepanjang jalan
dan tak nyaman untuk tidur. Naik kelas bisnis untuk malam juga tidak terlalu
panas, malah dingin, dan harganya juga lebih murah. Hanya saja di kereta bisnis,
pedagang asongan dari stasiun-stasiun besar boleh masuk dan berjualan di dalam
kereta selagi kereta berhenti. Kalau kereta mau jalan, mereka harus turun dan
pintu gerbong kembali dikunci. Untuk pemesanan dan tahu jadwal kereta, bisa
dicek di sini nih. Kami mulai menggunakan kendaraan kereta cuma karena sudah
bosan dengan macetnya di jalan Pantura Jawa Barat atau sekitar Kebumen.
Selain mulai suka
dengan perjalanan naik kereta, kami juga jadi lebih suka dengan perjalanan di
siang hari. Kalau malam hari itu jendela (jujur) nggak ada pemandangan apa-apa,
yang kelihatan cuma lampu saja (ya eyalah cumi -___-“) Nah, kalau siang hari, sumpah
(jujur lagi) pemandangan ciptaan Yang Kuasa itu indaaaaaah banget.
Keren tuh yang gunungnya kliatan, walopun awan di langitnya kliatan mengkhawatirkan yakk.. kayak mo badai :D
BalasHapusIya, Dell, yg ada foto gunungnya kelihatan dari jauh, gw sama bokap sempet bercanda, itu tempat yg dipager biru, buat mantau apa buat pacaran ya? xixixixixixi...
Hapuswaktu sampai di Cirebon siang2, hujan deras, ditambah halilintar, dan kanan-kirinya sawah... itu yg paling horor, menurut gw kemarin >0<
BalasHapusfollow sukses, d tunggu follow baliknya :) salam persahabatan
salam ^^
Hapuscieee akhirnya ke jogja juga sist..:)
BalasHapusjadi ke pindul gak??
oia salam kenal
kalau berkenan silahkan mampir ke EPICENTRUM
folloback juga ya buat nambah temen sesama blogger,,tukeran link juga boleh,,makasih..^_^
Makasih jg ya.. sip sip, akan sering2 mengunjungi TKP Epicentrum ^^
HapusSy keturunan dr jogja kok, bro, cuma rumahnya di jakarta.. Setahun ke Jogja paling ngga 2-3x.. cuma sayangnya belum pernah ke pindul.. hehehehe
untung gak sp ketinggalan kereta ya.. kasian juga buat yg sp ketinggalan kereta
BalasHapuskalau sampai kejadian ketnggalan KA, bisa disusul naik pesawat lho? hehehehe...ngaconya kumat.
Hapus#perjalanan KA klo sang hr seru bisa lht2 pemandangan serba hijau di kanan-kiri relnya
@Myra.. iya, Mbak, untungnya ngga sampai ketinggalan kereta.. hiks hiks...
Hapus@Ririe.. wktu libur natalan kemarin, tiket pesawat klo ngga mahal, pasti habis.. jd wktu itu cm bisa berdoa aja, Mbak... alhmdlh, Allah Maha mengerti ttg kemampuan kita.. hehehe
HapusSetuju, Mbak, pemandangannya di siang hari naik kereta itu indah bgt... ^^
Alhamdulillah...ga tertinggal kereta..tuk brangkat ke jogja ya mbak...pdhal sdh di rencanakan waktunya matang2....
BalasHapusSy pun pernah ngalamin hal serupa...
Dan itu...bisa jd bahan cerita yg bikin rame...di saat kita sampai dan berjumpa dg para kerabt n sedulur di kp hal kita...
Betul banget, bikin deg-degan.. sambil buat pelajaran jg deh ya... ^^
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya pernah ketinggalan kereta di Senen, waktu itu mo ke Jogja juga. Keretanya jalan persis banget di depan mata dan gak kekejar. Nyeseknya lebih pol! :D
BalasHapusSalam kenal, kunjungan balik nih :)
Waduuuuhhhh, itu nyesek bgt.. T_T knp ngga loncat? pintunya udh ketutup ya? apa bawa keluarga?
Hapus*maap membuka luka lama..
Siap komandan, siap meluncur ke Blognya agan ^^
sepertinya kalau ke jogja saya harus coba naik kereta juga :D
BalasHapusCheers
Yulia Rahmawati
perlu dicoba.. segera ^^
HapusThank you...... :)
wow, untung banget masih keburu sampe sana dan naek kereta. Dan menikmati perjalanan naek kereta.
BalasHapusBtw, kalo gak salah akhir desember kemaren curah hujan masih belom separah sekarang ya, tapi itu juga udah banjir rupanya.. ckck.
hehehehee,,, betul.. ternyata Januari ini Top of the news adalah BANJIR..
Hapusiya, alhamdulillah gak ketinggalan.. ayo2, sa, coba perjalanan ke Jogja naik kereta ^^
Trip nya seru :))
BalasHapusLain waktu kamu mesti coba, Elsa.. tp smoga gak sama nasibnya deg-degan takut ketinggalan kereta ya.. xixixixixi :p
Hapus