Rabu, 06 Maret 2013

Berbicara

Kali ini gw mau nge-posting dengan nada agak sedikit protes.
Ya, maap-maap aja yak kalo ada yang tidak bkerkenan dengan postingan gw, sebaiknya sebelum membaca dipikir-pikir dulu, sebelum menyesal. Jadi yang tidak berminat, jgn di-read more ya.. :)







Sebelum gw nulis, perkenankan gw kasih kisi-kisi kalau di sini gw lagi agak sedikit protes, yaa,, Harap maklum ya.. Kalo yang kenal gw, pasti tahu gw itu bekgron lulusan mana dan berminat di bidang apa.. *ngemeng apa sih lau, Mi?

Jadi sebetulnya setengah tahun terakhir ini hati gw bertanya-tanya (agak sedikit menjerit sih)..
Kenapa sih, kenapa sih, kenapa sih orang-orang di sekeliling gw pada pake bahasa gaul atau bahasa yg nyeleneh? Yang tak jarang nadanya agak ngeselin (walaupun dalam taraf bercanda ya).
Menurut gw, zaman sekarang bahasanya orang-orang, minoritas, (takut ditimpukin) agak enggak enak banget di telinga (kadang heran, kok mereka enggak inget sama umur ya?)

Pernah dengar kata-kata ini?
Silakan diklik gambarnya kalau kurang kelihatan.

Dibaca, biasa saja kan?
Tahu artinya?
Gw yakin, penduduk Indonesia, khususnya Jakarta, tahu dari arti kata-kata tersebut, walaupun tidak ada di dalam KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA.

Atau teman-teman blogger pernah lihat percakapan di bawah ini?


Kalau nadanya seperti percakapan di atas, masih bisa ditolerir lah. Anggap itu mereka sedang bercaka-cakap dengan bahasa daerah atau bahasa asing yang sebagian orang tidak mengerti.

Selanjutnya dalam kasus lain, gimana rasanya kalau Anda sedang berbicara kepada keluarga, teman, sahabat, pacar, atau orang lain, dan mereka menjawab:


*PLAAAAKKKK...
Kalo gw sih, mendingan Lau tampar pipi gw deh daripada Lau jawab kayak gitu.

Manusia itu melakukan 4 kegiatan berkomunikasi, yaitu mambaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Kalau Anda sedang memiliki masalah/problem atau sekadar unek-unek dan Anda butuh pendengar, dan kemudian si pendengar menyeletuk "Terus, gw harus bilang WOW gitu?" atau "Terus, gw harus jungkir-balik, salto-salto, atau nari-nari depan lo gitu?"

zzzzzzz.... *tenggelem di laut

Oke, abaikan soal itu. Anggap orang tersebut berbicara "Ngiiiiiiing...." (sensor otomatis telinga Anda).

Then, gimana kalau Anda bertanya hal sepele atau memang perlu tahu karena Anda punya kepentingan dengan orang?

X= "Pada mau ke mana nih rame-rame?"
Y= "KEPO banget deh Lu!"

KEPO it's means Knowing Every Particular Object. Artinya ya sama maknanya 'kayak mau tau aja'.
Padahal dalam kasus di atas si X memang bertanya benar karena ada urusan pada si Y.
Atau berhubung yang pergi ramai-ramai, si X takut tertinggalan info.
Seandainya yang bertanya ortu Anda atau Bos Anda, si Y mungkin akan jawab "Pasar".
Selesai urusan.
Tapi gimana kalau yang bertanya adalah orang yang lebih muda dari Anda? Apakah Anda akan menjawab demikian?

Dalam kasus lain:

X= "Lu kemaren ke mana coy?"
Y= "Mau tau aja apa mau tau banget?"

Kasus di atas, bisa saja si X kemarin kebetulan lihat si Y di jalan, dan hanya mau sekadar memastikan dengan sosok yang dilihatnya kemarin.

Pembaca, ketahuilah, perasaan dulu waktu zamannya gw sekolah, masih ada yang namanya "CARE" atau peduli sama orang lain. Menurut gw, pertanyaan-pertanyaan si X hanya sepele atau basa-basi.
Lain halnya kalau si X sudah bertanya dan akan terus-terusan sampai ke hal pribadi Anda yang tidak patut diketahui khalayak umum. 

Bahasa Gaul nggak masalah kalau pengunaannya masih taraf benar (alias ngga bikin orang lain gondok).
Hati-hati ya Pembaca, dengan penggunaan bahasa gaul. Apalagi kalau lawan bicara Anda adalah orang yang lebih tua atau itu adalah orang terdekat Anda.

Karena tidak semua orang suka dengan apa yang Anda ucapkan.
Memang enggak salah ya dengan istilah "lidah lebih tajam daripada pisau".

Nah, nyesel kan, bacanya.. xixixixixxixi
Penulis sadar, mungkin perkataan gw juga sengaja/tidak sengaja pernah melukai hati para pembaca, tapi semoga kita semua bisa menyadari dan berbicara lebih arif lagi kepada orang lain.

Cheeesseeee ^^


9 komentar:

  1. berarti besok-besok kalau ada yang naya ke gue, "Mau kemana sih?" Kalau pas gue enggan menjawab, gue bakalan kasih senyuman termanis gueeee hahahhaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, itu lebih baik Ndur.. drpd jawabnya nyeleneh.. ya kaaan??? ^^

      Hapus
  2. Pokoknya saya yang paling setuju...!! *sambil ikat kepala

    Saya juga jadi aneh, beberapa waktu belakangan ini memang terjadi degradasi bahasa, kasihan bapak2 terdahulu yang sudah menyusun kata2 bagus tapi anak2 sekarang malah sembarangan 'merusak'. Ini yang menggunakan kata ciyus, miap gitu... Terus malahan sekarang yang bikin kesal yaitu tadi, kita bertanya bener2 , "Dimana ketemunya ukh?" dijawab "Mau tau aja apa mau tau banget?" --> keki setengah mati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sabar, sabar..
      Smoga generasi Indonesia selanjutnya semakin baik ya cara berbicaranya.. aamiin

      Makasih atas kunjungannya.. ^^

      Hapus
  3. hihihi.. setelah baca ini baru tau loh artinya kata2 aneh itu *udik* :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahaa, aqu jg taunya setelah gugling-gugling kok mba.. tengsin klo nanya ke tmn.. wkwkwkwkwk =))

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  5. iya kadang2 mangkel jg sih, kalo lg nanya serius dijawab gitu, palagi kalo lg nerangin ke murid trus ada yg nyeletuk ciyuuusss miapah...pengen lempar sapu tangan deh...Slain bahasa gaul yg itu, mungkin kadang bahasa sms jg bikin stress ya...miss mu tanya donxs, kug ntu bs ky bgt? gimana tuh PUSSIIIING.... deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahaa, sabar, Bu.. Iya ya, pernah ngerasain juga ngajar, trus diceletukin gitu.. nyebeliiinnn... =)) hahahahah

      Hapus